--sebuah puisi--
BILA KUTITIPKAN
Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku pada angin
Pastilah angin menyeru badai
Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung meluapkan api. Tapi
Kan kusimpan sendiri mendung dukaku
Dalam langit dadaku
Kusimpan sendiri badai resahku
Dalam angin desahku
Kusimpan sendiri gelombang geramku
Dalam laut pahamku
Kusimpan sendiri.
Sebuah laku kebijaksanaan dan kebesaran hati yang tergambar dalam puisi itu, yang layak dijadikan "teladan". Berkorban dan bersedia menahan diri demi menghidari kerusakan yang jauh lebih besar. Luar biasa.
Atau, coba simak yang ini :
--sebuah puisi--
RATSAA
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahkan sekretarismu
tuhanmu kau serahkan siapa?
1413
Begitu dalam maknanya, terlebih bagi kita yang seringkali tenggelam dalam kesibukan dunia, dan bahkan lebih mementingkan kesibukan itu dibanding "kesibukan bercengerama" dengan Tuhan.
sumber:
http://fajarspramono.blogspot.com/2008/09/sedikit-tentang-karya-gus-mus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar