Sabtu, 29 Juni 2013

Kebenaran

Tuhan atau Agama, mana yang anda pilih ?

September 18, 2007Tinggalkan KomentarGo to comments
Copy paste from:
Ada banyak agama di dunia ini. Masing2x mereka mempunyai ajarannya sendiri. Manakala suatu agama tidak lagi dijalankan dengan dilandasi pemikiran & hati nurani melainkan dijalankan dg dilandasi ajaran doktrin & menganut asas “pokoknya”, akan membuat seorang penganut agama menjadi dibutakan oleh fanatisme akan kebenaran apa yg diyakininya sendiri tanpa membuka hati & pikirannya lebih jauh.
Pada saat pemeluk agama saling bertikai, pada saat orang berperang dan membunuh hanya karena perbedaan, banyak orang berpikir kenapa bisa jadi begini? Kenapa agama yg seharusnya jadi acuan untuk bersikap & bertindak lebih baik, justru menjadi pangkal permasalahan untuk saling menghancurkan dan saling membunuh? Hal ini telah membawa banyak orang yg (maaf) malas berpikir telah dg mudah menyimpulkan bahwa sesungguhnya semua agama itu sama, semua agama itu benar (termasuk semua ajarannya?), meskipun pandangan ini akan berarti juga mengatakan bahwa tidak ada kebenaran yg hakiki (absolute), dan bahwa kebenaran itu adalah relatif, yaitu tergantung melihatnya dari pandangan siapa (benarkah bahwa Tuhan tidak pernah membuat suatu kebenaran yg hakiki dan hanya membuat suatu kebenaran yg relatif?). Bahkan lebih celaka lagi ada yg lantas menyimpulkan bahwa agama memang adalah sumber perpecahan, maka tidak layak untuk diikuti (Tuhan membuat suatu ajaran perpecahan? Atau apa mungkin Tuhan memang tidak pernah membuat agama?). Mereka mengatakan hanya akan percaya pada Tuhan secara langsung, tanpa membutuhkan lagi agama. Sebab apa gunanya memeluk suatu agama jika hanya menjadi sumber perpecahan dg orang lain?(Saat itu mungkin tanpa mereka sadari, sang Iblis sedang terkekeh-kekeh menertawai mereka..)

Kebenaran

Tuhan atau Agama, mana yang anda pilih ?

September 18, 2007Tinggalkan KomentarGo to comments
Copy paste from:
Ada banyak agama di dunia ini. Masing2x mereka mempunyai ajarannya sendiri. Manakala suatu agama tidak lagi dijalankan dengan dilandasi pemikiran & hati nurani melainkan dijalankan dg dilandasi ajaran doktrin & menganut asas “pokoknya”, akan membuat seorang penganut agama menjadi dibutakan oleh fanatisme akan kebenaran apa yg diyakininya sendiri tanpa membuka hati & pikirannya lebih jauh.
Pada saat pemeluk agama saling bertikai, pada saat orang berperang dan membunuh hanya karena perbedaan, banyak orang berpikir kenapa bisa jadi begini? Kenapa agama yg seharusnya jadi acuan untuk bersikap & bertindak lebih baik, justru menjadi pangkal permasalahan untuk saling menghancurkan dan saling membunuh? Hal ini telah membawa banyak orang yg (maaf) malas berpikir telah dg mudah menyimpulkan bahwa sesungguhnya semua agama itu sama, semua agama itu benar (termasuk semua ajarannya?), meskipun pandangan ini akan berarti juga mengatakan bahwa tidak ada kebenaran yg hakiki (absolute), dan bahwa kebenaran itu adalah relatif, yaitu tergantung melihatnya dari pandangan siapa (benarkah bahwa Tuhan tidak pernah membuat suatu kebenaran yg hakiki dan hanya membuat suatu kebenaran yg relatif?). Bahkan lebih celaka lagi ada yg lantas menyimpulkan bahwa agama memang adalah sumber perpecahan, maka tidak layak untuk diikuti (Tuhan membuat suatu ajaran perpecahan? Atau apa mungkin Tuhan memang tidak pernah membuat agama?). Mereka mengatakan hanya akan percaya pada Tuhan secara langsung, tanpa membutuhkan lagi agama. Sebab apa gunanya memeluk suatu agama jika hanya menjadi sumber perpecahan dg orang lain?(Saat itu mungkin tanpa mereka sadari, sang Iblis sedang terkekeh-kekeh menertawai mereka..)

Jumat, 28 Juni 2013

Filsafat Syaikh Nadim al Jisr tentang Tuhan

Mengenal Allah Dengan Filsafat

Copy paste from: http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&id=263 pada 29 Juni 2013
Kamis, 05 Mei 2011


ImageQisshah Al Iman Bain Al Falsafah Wa Al 'Ilm Wa Al Qur’an


Sampai sekarang masih banyak orang Islam dan para ulama konservatif yang menolak keberadaan filsafat, terutama filsafat cabang metafisika sebagai jalan untuk mengenal Allah. Mereka menganggap bahwa filsafat dapat menyesatkan dan tidak diperlukan bahkan ada pula yang mengharamkan mempelajari filsafat metafisika karena ia dapat menjerumuskan seseorang menuju kekafiran.
Asumsi di atas menjadi semakin menemukan justifikasinya manakala mereka mendengar banyak atau ada beberapa mahasiswa IAIN atau UIN jurusan akidah filsafat yang tidak lagi mau mengerjakan shalat lima waktu karena  menganggap shalat tidak diperlukan lagi dan Tuhan tidak perlu disembah. Bahkan ada pula yang mulai ragu apakah tuhan benar-benar ada ataukah ia hanya hasil rekayasa atau ciptaan manusia.